Mufasyahnews.com, Banjar – Dalam rangka mengembangkan minat, bakat serta potensi SDM dan SDA di Desa Langensari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, Jawa Barat Komite OSIS Nasional bersama BUMDESA Langensari kerjasama garap program Desa Wisata atau Desa berbasis Pariwisata, Minggu (02/07/2023).
Secara umum, pariwisata dikategorikan menjadi dua kelompok, yaitu pariwisata massal dan pariwisata alternatif atau tematik. Saat ini, tren wisata berubah dari wisata massal menjadi wisata alternatif. Hal tersebut menyebabkan wisatawan akan lebih memiliki destinasi yang lebih bersahabat dengan alam dan masyarakat atau dikenal ekowisata. Salah satu bentuk tren wisata jenis ini adalah Desa Wisata, yang mana telah ditetapkan sebagai salah satu program unggulan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Berbicara soal desa, peran strategis desa saat ini berkontribusi besar dalam pembangunan nasional. Selain menyuplai kebutuhan pangan dan kebutuhan tenaga kerja, desa juga berkontribusi terhadap perkembangan pariwisata nasional. Tren desa wisata semakin populer pascapandemi COVID-19, dimana tren wisata cenderung menjadi personalize, customize, localize, dan smaller in size. Kondisi ini membuat jumlah desa wisata terus berkembang setiap tahunnya. Saat ini, sudah terdapat 3.613 desa wisata yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia dengan berbagai klasifikasi mulai dari desa wisata rintisan hingga desa wisata mandiri. Lalu apa sebenarnya desa wisata itu?
Desa wisata merupakan sebuah konsep pengembangan daerah yang menjadikan desa sebagai destinasi wisata. Pengelolaan seluruh daya tarik wisata yang tepat diharapkan dapat memberdayakan masyarakat desa itu sendiri. Sesuai dengan prinsip utama dalam desa wisata, yaitu desa membangun. Prinsip ini berfokus terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan usaha produktif sesuai dengan potensi dan sumber daya lokal.
Dalam membangun desa wisata, terdapat 3 komponen yang perlu diperhatikan, diantaranya sebagai berikut.
Kondisi desa
Untuk mengetahui potensi wisata, pihak desa perlu memiliki basis data yang jelas mengenai kondisi desa dan bagaimana ekosistem yang dapat mendukung lokasi wisata nantinya.
Keadaan masyarakat dan struktur organisasi
Dalam pengembangannya, desa wisata diharapkan dapat dikelola oleh masyarakat desa itu sendiri. Penyusunan organisasi untuk mengelola desa wisata dan kesiapan masyarakat dalam mengelola desa sangat diperlukan agar desa wisata dapat berkembang dengan optimal
Konsep Desa Wisata Yang Unik
Konsep desa wisata yang unik akan memberikan penilaian yang berbeda dibandingkan dengan daerah lain.
Pengembangan desa wisata diharapkan dapat menjadi salah satu bentuk percepatan pembangunan desa terpadu untuk mendorong kesejahteraan masyarakat di dalamnya. Desa wisata yang telah maju nantinya akan memberikan efek domino berupa peningkatan kualitas lingkungan, kesejahteraan masyarakat, dan kelestarian budaya.
Desa Langensari adalah salah satu wilayah dengan potensi yang luar biasa di Kota Banjar, Jawa Barat.
Selain Sumber Daya Manusianya yang unggul juga dibarengi dengan banyaknya Sumber Daya Alam yang melimpah, sehingga perlu adanya bantuan stimulan berupa sarana serta fasilitas penunjang perkembangan Desa Wisata disana, pungkas Hendrik selaku Ketua BUMDESA Langensari
Dalam hal ini Komite OSIS Nasional siap berkerjasama dan mendukung segala bentuk kegiatan yang dapat membantu perkembangan kemajuan perkonomian Masyarakat.
Oleh sebab itu Komite OSIS Nasional siap mengawal dan mensukseskan kegiatan Desa Wisata Langensari, Kota Banjar, Jawa Barat.
Kedepannya kami akan menggerakan teman-teman Pembina dan Pengurus OSIS disekitar Desa Langensari untuk ikut andil bagian menjadi bagian dari pelopor berdirinya Desa Wisata ini, tutur Ahmad Wahyu.
Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua Umum dan Sekjend DPP Komite OSIS Nasional, Walikota Banjar, Sekda Kota Banjar, CAMAT Langensari, SEKDES Langensari dan Ketua BUMDESA Langensari.