Mufasyahnews.com, Makassar – Terkait adanya beberapa pemberitaan di media, Polri mengelontorkan anggaran Rp997.689.408.250 untuk pembelian Pesawat Bekas Boeing 7301-800NG bertujuan mempermudah mobilisasi menjelang tahun politik atau pemilu dan untuk kepentingan masyarakat dalam rangka polisi melaksanakan tugas tugas kemanusiaan, Sabtu (21/07/2023).
Nur Wahid selaku ketua umum Koalisi Perjuangan Pemuda Mahasiswa (KPPM), menggap hal itu hanya pembuangan anggaran, karena pembeliannya tidak jelas dan tidak mendesak.
“Ini bukan anggaran sedikit yang harus di keluarkan oleh negara apa lagi ini tujuannya tidak jelas dan tidak terlalu mendesak ada hal yang urgen harus di persiapkan oleh negara dimana adanya beberapa pemberitaan sebelumnya bahwa 2023 beberapa negara akan mengalami Resesi, harusnya negara mempersiapkan dan mempertimbangkan itu bukan semerta merta menggelontorkan anggaran yang saya pikir tidak terlalu mendesak,” jelasnya.
Lebih lanjut, Nur Wahid juga beranggapan perekonomian dunia diprediksi akan dihantam resesi tahun 2023, “Sri Mulyani mengingatkan pemerintah Indonesia agar tetap waspada dalam melakukan kebijakan moneter dan fiskal domestik untuk menghindari resesi, meskipun resesi dunia diprediksi tidak akan berdampak signifikan pada perekonomian Indonesia di tahun 2023, pemerintah tetap perlu mengambil kebijakan preventif dan mengantisipasi kemungkinan krisis,” tambahnya.
Untuk menghadapi resesi dunia pemerintah harus mengontrol Keuangan dengan Bijak
membeli kebutuhan seperlunya dan usahakan untuk memenuhi keperluan barang-barang pokok. Hal ini bertujuan agar dana yang tersisa bisa dialokasikan untuk kebutuhan lainnya seperti membayar utang, menabung, investasi, serta mempersiapkan dana darurat.
“Belum lagi beberapa hal fundamental seperti kemiskinan dan kesenjangan sosial yang masih menjadi peringkat teratas dari setiap periode sejarah kebangsaan. mestinya anggaran maupun programatik pemerintah mengarah pada peretasan kemiskinan dan kesenjangan yang sudah begitu akut. dilain sisi anggaran sekian banyak itu bisa juga diperuntukkan untuk kemajuan pendidikan mencetak tenaga tenaga ahli baik tenaga ahli mesin, teknologi, dan sebagainya, dibalik membuka lapangan pekerjaan dan mengurangi pengangguran, dilain sisi juga bisa meningkatkan perekonomian negara dengan cara memanfaaatkan tenaga ahli lokal untuk mengelola potensi alam di negara kita. saya pikir itu lebih realistis,” tutup Wahid.